Publish : BUANA COMPUTER
Editor : Masri Bowo, S.Kom
Sumber : Google
KLIPING MOBILITAS SOSIAL
A.
Pengertian Mobilitas Sosial
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mengemukakan
bahwa, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur
sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan
antara individu dengan kelompoknya. Dalam dunia modern, banyak orang
berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan
membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis
pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial
tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa
mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila
tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung
dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka
karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya,
masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada
masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang
paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak
mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan
atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan
demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih
tinggi.
B.
Konsep dan Ruang Lingkup
Mobilitas mempunyai arti yang bermacam-macam, pertama, mobilitas
fisik (mobilitas geografis) yaitu perpindahan tempat tinggal
(menetap/sementara) dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kedua, mobilitas
sosial yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya. Mobilitas sosial ini terdiri dari dua tipe, yaitu mobilitas sosial
horisontal dan vertikal. Mobilitas sosial horisontal diartikan sebagai gerak
perpindahan dari suatu status lain tanpa perubahan kedudukan. Jadi dalam
mobilitas sosial horisontal ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat
kedudukan seseorang. Sedangkan mobilitas sosial vertikat yaitu suatu gerak
perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial lainnya, yang tidak
sederajat. Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka dapat
dirinci atas dua jenis, yaitu gerak perpindahan status sosial yang naik (social
dimbing) dan gerak perpindahan status yang menurun (social sinking).
Pengertian mobilitas sosial ini mencakup baik mobilitas
kelompok maupun individu. Misalnya keberhasiian keluarga Pak A merupakan bukti
dari mobilitas individu; sedang arus perpindahan penduduk secara bersama-sama
(bedo desa) dari daerah kantong-kantong kemiskinan di P. Jawa ke daerah yang
lebih subur sehingga tingkat kesejahteraan mereka relatif lebih baik dibanding
di daerah asal, merupakan contoh mobilitas kelompok. Ketiga, Mobilitas psikis,
yaitu merupakan aspek-aspek sosial-psikologis sebagai akibat dari perubahan
sosial. Datam hal ini adalah mereka yang bersangkutan mengalami perubahan sikap
yang disertai tentunya dengan goncangan jiwa.
Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling
berkaitan satu sama lain, dan sulit untuk menentukan mana sebagai akibat dan
penyebabnya. Sebagai contoh untuk terjadinya perubahan status sosial, seseorang
terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya karena ketiadaan lapangan kerja, atau
sebaliknya mobilitas sosial seringkali mengakibatkan adanya mobilitas geografi
yang disertai dengan segala kerugian yang menyakitkan, yakni lenyapnya ikatan
sosial yang sudah demikian lama terjalin. Demikian halnya mobilitas geografis
akan mempengaruhi terhadap mobilitas sosial yang dimbing maupun sinking,
bahkan sekaligus mempengaruhi mobilitas mental atau psikis dari individu maupun
masyarakat.
C.
Sifat Dasar Mobilitas Sosial
Dalam dunia modern, banyak negara berupaya untuk
meningkatkan mobilitas sosial, dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat
mobilitas sosial akan menjadikan setiap individu dalam masyarakat semakin
bahagia dan bergairah. Tentunya asumsi ini didasarkan atas adanya kebebasan
yang ada pada setiap individu dari latar belakang sosial manapun dalam
menentukan kehidupannya. Tidak adanya diskriminasi pekerjaan baik atas dasar
sex, ras, etnis dan jabatan, akan mendorong setiap individu memilih pekerjaan
yang paling sesuai bagi sendirinya.
Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun
latar belakang sosial setiap individu berbeda, dan tidak ada diskriminasi
pekerjaan, maka mereka akan tetap merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas sosial rendah,
maka hal ini akan menyebabkan banyak orang terkungkung dalam status sosial para
nenek moyang mereka. Tinggi rendahnya mobilitas sosial individu dalam
suatu masyarakat sangat ditentukan oleh terbuka tidaknya kelas sosial yang ada
pada masyarakat. Pada masyarakat yang berkelas sosial terbuka maka masyarakatnya
memiliki tingkat mobilitas tinggi, sedang pada masyarakat dengan kelas sosial
tertutup, maka masyarakat tersebut memiliki tingkat mobilitas sosial yang
rendah.
D.
Bentuk Mobilitas Sosial
1.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas
vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok
warga pada lapisan sosial yang berbeda.
Mobilitas
Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:
Naiknya
orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana
status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi
bupati. Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada
lapisan sosial yang sudah ada. Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua
bentuk sebagai berikut.
- Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.
- Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.
Beberapa
prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.
- Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.
- Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .
- Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.
- Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.
- Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .
2.
Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status
sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan. Ciri utama mobilitas
horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan
.Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah
lain.
3.
Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua
generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu
sebagai berikut.
- Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
- Mobilitas Intragenerasiadalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
E.
Faktor Penentu Mobilitas Sosial
1.
Faktor Struktural
Faktor
Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus
diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan
faktor structural adalah sebagai berikut.
a)
Struktur
Pekerjaan
b)
Perbedaan
Fertilitas
c)
Ekonomi
Ganda
d)
Penunjang
dan Penghambat Mobilitas
2.
Faktor Individu
Faktor
individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam
cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
a)
Perbedaan
Kemampuan
b)
Orientasi
Sikap terhadap Mobilitas
c)
Faktor
Kemujuran
3.
Setiap Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam
status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.
4.
Faktor Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi
pendorong terjadiny mobilitas manusia.
5.
Faktor Situasi Politik
6.
Faktor Kependudukan {demografi}
7.
Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain
F. Faktor Penghambat Mobilitas
Sosial
1)
Faktor
Kemiskinan
2)
Faktor
Diskriminasi Kelas
3)
Faktor
Perbedaan Ras dan Agama
4)
Faktor
Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
5)
Faktor
Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat
G. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Menurut
Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran
berikut.
1)
Angkatan
Senjata
2)
Lembaga
Pendidikan
3)
Organisasi
Politik
4)
Lembaga
Keagamaan
5)
Organisasi
Ekonomi
6)
Organisasi
Profesi
7)
Perkawinan
8)
Organisasi
Keolahragaan
Secara
umum, cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui dua cara
berikut.
1)
Akripsi
Adalah cara untuk memperoleh
kedudukan melalui keturunan
2)
Prestasi
Adalah cara untuk memperoleh
kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.Secara khusus,cara-cara
yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut.
a) Perubahan Standar Hidup
b) Perubahan Nama
c) Perubahan Tempat Tinggal
d) Perkawinan
e) Perubahan Tingkah Laku
f) Bergabung dengan Organisasi Tertentu
H. Dampak Mobilitas Sosial
Menurut
Horton dan Hunt (1987),ada beberapa konsekuensi negative dari adanya mobilitas
sosial vertical , antara lain sbg berikut.
Kecemasan
akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
Ketegangan
dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat
Keretakan
hubungan antaranggota kelompok primer.
Adapun
dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif maupun
negatif antara lain sbg berikut.
1.
Dampak Positif
Mendorong
seseorang untuk lebih maju
Mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik.
2.
Dampak Negatif
a)
Timbulnya konflik
Konflik
yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,yaitu
sebagai berikut.
1) Konflik antarkelas
2) Konflik antarkelompok sosial
Konflik ini dapat berupa:
Konflik antara kelompok sosial yang
masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern.
Proses suatu kelompok sosial
tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.
3)
Konflik
antargeneraso
b)
Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Dampak
lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut.
Menimbulkan
ketakutan
Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya (post power syndrome)
Mengalami
frustasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar